Seputar AUTISME : Tanda-tanda anak autistik yang tidak diet/ bocor-bocor diet
Seringkali orangtua jika ditanya "Sudah diet pak/bu", dengan cepat akan mengatakan " ooo sudah, anak saya sudah diet 100 %", padahal kita yakin bahwa masih ada kebocoran diet, maka dengan mudah kita bisa membuktikannya sbb :
1. Anak masih berusaha merebut makanan siapa saja, tanpa kita dapat mengendalikan, lalu langsung memasukkan ke mulutnya, dan kita sulit untuk membuka mulutnya, maka DIPASTIKAN anak tidak diet. Hati-hati, jika hal ini terus berlanjut maka, kemungkinan REGRESI atau mundurnya kemampuan anak bisa terjadi. Dan mereka punya cara-cara sendiri dengan melihat situasi aman terlebih dahulu atau orang sekitar lengah. Perhatikan ujung mata mereka yang tajam melirik ke arah makanan, tanpa kita sadari, setelah kita lengah,,""haaaap", tanganya dengan cepat akan mnegambil makanan yang ada lalu memakannya. Ini artinya anak masih kecanduan, masih SAKAU, belum DIET !!!!!
2. Jika anak berjalan HARUS TERUS DIPEGANGI, karena kalalu tidak anak akan nyeruduk sana sini seperti ORANG MABOK !!!! Anak yang betul-betul diet 100%, orangtua akan mudah melepasnya berjalan, tanpa harus repot memegangi. Jika ini terjadi maka anak di PASTIKAN belum diet/bocor diet, lihatlah orang mabok/kecanduan narkoba, berjalan tak tahu arah, lalu terbentur sana sini
3. Kontak mata anak menghiindari orang lain, ada kontak mata, namun hanya seklas, tidak lekat, walaupun sudah melakukan ABA, jika ini terjadi maka bisa dipastikan terapis akan sulit menarik perhatian anak
4. Sering berteriak-teriak, tak kenal waktu, tanpa sebab yang diketahui, mari kita lihat ke RS Jiwa/REHABILITASI PECANDU NARKOBA, orang-orang yang kecanduan narkoba, akan berteriak-terak tidak jelas.
5. Gangguan tidur
6 Tidak fokus
7. Meracau, meskipun anak sudah bisa bicara dengan benar, tetapi anak lebih senang asyik meracau/babling/verbal stiming
Untuk menjadi perhatian kita bersama, EFEKNYA SANGAT BURUK !!!! dan keprihatinan kita bersama jika anak-anak autistik kita masih menunjukan tanda-tanda diatas. Atur kembali dietnya, singkirkan makanan/minuman yang tidak boleh dimakan oleh anak dari RUMAH, tidak boleh ada yang makan makanan yang diPANTANG oleh anak di dalam rumah. Jika mau makanlah DI LUAR RUMAH.!!!!!.
Prof. Lovaas merupakan profesional pertama yang menerapkan ABA (Applied Behavior Analysis) untuk autisme. Dimulai pada tahun 1962, kemudian publikasi pertama pada tahun 1967, sehingga ABA untuk autisme dikenal juga sebagai Metode Lovaas.
Pada tahun 1993, Catherine Maurice menerbitkan bukunya yang berjudul Let Me Hear Your Voice, sehingga ABA terkenal ke seluruh dunia.
Dalam bukunya tersebut, Catherine Maurice menceriterakan tentang 2 anaknya yang autistik yang ditangani dengan ABA oleh Prof. Lovaas dan team, kemudian keduanya membaik sehingga tidak bisa dibedakan dengan anak lain.
Dokter Spesialis Anak yang menangani Autisme ini merupakan profesional yang langka, karena menguasai dua Terapi Utama Autisme yaitu ABA (Applied Behavior Analysis) dan Biomedical Intervention Therapy (BIT).
Kiprahnya diakui secara nasional maupun di lingkup internasional.
Dr. Rudy Sutadi, SpA, MARS, SPdI, adalah profesional Indonesia pertama yang menyebarluaskan dan mempopulerkan ABA untuk autisme di Indonesia, sejak tahun 1997.
Mempelajari ABA dari berbagai sumber, antara lain:
› LIFE (Lovaas Institute For Early Intervention), Los Angeles, USA
› PennState University, Pennsylvania, USA
› The Option Institute, New York, USA
› ISADD (Integration Service For Autism And Development Delay), Perth, Australia
› dan lain-lain
"Hampir seluruh tujuan hidup saya sudah diwujudkan. Sekarang, keinginan saya lebih ke arah ibadah, antara lain dengan membagi ilmu yang saya punya"
Demikian pendirian Liza, yang merupakan tokoh penerus ABA (Applied Behavior Analysis) untuk autisme di Indonesia.
Liza merupakan penggagas backToABA, yaitu setelah beberapa lama mengamati dan mempelajari bahwa sampai saat ini hanya ABA-lah satu-satunya metode yang telah teruji melalui berbagai penelitian ternyata terbukti efektif dan efisien untuk mengajar dan melatih anak-anak autistik (autisme).
Namun beberapa tahun setelah dokter Rudy tidak dapat aktif, penggunaan ABA yang betul dan benar mulai terkikis, oleh karena itu Liza menggagas "Kembali Ke ABA" (Back To ABA)
Liza telah memberikan pelatihan ABA ke berbagai kota di seluruh Indonesia.
Pendapatnya tentang berbagai jenis terapi lainnya yang ada di Indonesia, Liza dengan tegas mengatakan "silahkan tunjukkan hasil penelitian metode tersebut untuk anak-anak autistik" (yang ternyata tak ada).